Remaja Ini rela berenti sekolah untuk menghidupi keluarganya

LPD-ACEH - Remaja yang masih berusia 17 tahun ini tidak sempat mengaku lelah. Puluhan pohon pinang setiap harinya ia panjat demi menghidupi ayah beserta ibu dan adiknya yang masih kecil. Sayangnya, ia kini putus sekolah.

Bernama Mustafa, si Itam ialah panggilan akrab yang disapa teman sekampungnya. Bersama keluarganya ia kini berteduh dibalik rumah gubuk yang berada di Desa Ie Tarek II, Kec. Simpang Kramat, Kab.Aceh Utara.


Hidup di bawah garis kemiskinan membuat Itam berhenti dri sekolahnya. Terlebih sang ayah, Sulaiman (65) yang sudah lama terbaring sakit. Penyakit darah manis kering membuatnya terus terbaring di kasur membuatnya mencari rezeki pun dihentikan.

"Sejak ayah sakit-sakitan, ya berusaha menjadi pengganti ayah yang bertanggungjawab terhadap family, " ucap Itam masa ditemui Lembaga Peduli Dhuafa Aceh (LPDA) di rumahnya, Jumat (27/5).

Tidak ada seleksian lain yang dapat ia lakoni dan penghasilannya dari pekerjaan memanjat pinang hanya mampu mengumpulkan Rp2 ribu untuk 1 pohon saja. Setiap harinya ia mampu memanjat puluhan pohon, itupun tidak awd harinya ia lakukan, mengingatkan masa panen buah pinang yang begitu lama.

tag ada rasa keluh yang diakui si remaja putus sekolah ini dilihat dari wajahnya yang penuh semangat menyajikan kita dapat belajar darinya bahwa pentingnya kita mensyukuri apa yang diberi Allah.SWT.

Jemari-jemari kecilnya akhirnya menjadi tumpukan harapan keluarga lalu ketiga adiknya. Sebagai putra tertua, Itam rela menguras waktunya menjadi tukang panjat pohon pinang di desanya bahkan di kecamatan ini sudah tidak asing pula dengan nama Itam ataupun Mustafa

lembaga peduli Dhuafa Aceh juga sudah tiga kali mengunjungi dan Menyantuni Itam dan keluarnya dan kita juga melakukan Komunikasi dengan Salah satu Dewan yang ada di Dapil tersebut Tgk.Fauzan menurut keterangan Tgk.Fauzan Rumah Itam sudah dimasukan dan Insyaallah akan di bangun tahun 2017 .


Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Bantu saudara kita yang terkena musibah banjir