LPD-ACEH | Tubuh ringkih Hasballah tergeletak layu di atas kasur tipis di rumahnya, di Desa Alue Perman, Kecamatan Woyla Barat, Aceh Barat. Di usia yang keenam, Hasballah tak bisa melakukan apapun. Hanya matanya yang jernih, menyiratkan banyak keinginan dan keingintahuan. Tapi tubuhnya terlalu lemah untuk bangkit.
Hasballah adalah penderita hidrocephalus. Dia pernah dirawat di Rumah Sakit Zainoel Abidin, di Banda Aceh. Dokter memasang selang menembus kepalanya untuk membuang cairan dari kepala. Setelah dirawat sebulan, dia dibawa pulang. Perawatan ini dilakukan atas bantuan Darwati A Gani, politikus Partai Nasional Aceh.
Di rumah, Hasballah tetap harus berobat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dien untuk mengganti selang yang dimasukkan ke hidung. Lewat selang inilah tubuh Hasballah menerima asupan makanan.
Namun ini hanya berjalan tiga pekan saja. Keluarga ini tak mampu membiayai perjalanan Woyla-Meulaboh yang memakan waktu satu jam berkendara. Orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh tani. Tugas merawat anak-anak di dalam keluarga itu, diserahkan kepada anak paling besar, yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas.
Untuk menambah pendapatan, anak nomor dua di keluarga ini bekerja serabutan sebagai pencari pinang. Untuk upayanya ini, dia mendapat bayaran Rp 1.000 per kilogram. “Setiap hari biasa mendapatkan upah Rp 10 ribu,” kata Manjala Bin Mahmud Woyla, anggota Tim Timoeh.
Sementara ibu Hasballah, tak bisa maksimal merawat anak-anaknya karena menderita gangguan jiwa. Untuk merawat inap Hasballah di rumah sakit, akan ada anak lain yang dikorbankan. Dengan penghasilan tak menentu, sulit bagi Hendon untuk membiayai kebutuhan harian anak-anaknya, terutama membeli susu formula yang menjadi satu-satunya makanan bagi Hasballah.
Saat ini, tak ada lagi selang terpasang di hidung Hasballah. Susu yang biasa dimasukkan ke dalam selang itu kini disuapkan langsung ke mulutnya. “Karena itu, kami menyarankan agar Hasballah diberikan susu minimal setiap satu jam sekali,” kata Manjala.
Zainul Ashri, Ketua Timoeh, berharap pemerintah setempat memberikan bantuan layak bagi keluarga ini. Terutama kepada Hasballah. Dia juga berharap ada darmawan yang mau menyisihkan rezeki untuk membantu meringankan beban keluarga ini dan penderitaan Hasballah.
“Kami saat ini berupaya untuk membantu abang kandung Hasballah dengan memberikan bantuan pinjaman tanpa bunga dan tempo. Mudah-mudahan dia dapat berusaha lebih baik untuk mengumpulkan pinang sepulang sekolah dan keuntungannya dapat digunakan untuk keperluan diri dan adik-adiknya,” kata Zainul.
Zainul juga menyebutkan nomor rekening yang bisa diamanahi untuk menyalurkan bantuan kepada keluarga tersebut: BNI 0497177969 atas nama Sumardi (Bendahara Timoeh). “Bagi para dermawan yang telah mengirimkan bantuan, atau ingin mengetahui lebih banyak tentang Hasballah, dapat menghubungi nomor: 0852 77175233."
Untuk diketahui, Timoeh merupakan komunitas yang didirikan oleh beberapa pemuda Aceh Barat pada tanggal 15 November 2016. Komunitas ini fokus pada bisnis sosial, yakni memberi modal usaha pada masyarakat miskin tanpa bunga dan tanpa anggunan. Modal berasal dari hasil celengan member Timoeh itu sendiri yang dibuka pada tiap bulannya.(Fauzul Husni)