![]() |
Kunjungan Lembaga Peduli Dhuafa kerumah Utoh L Desa Tanjong Meunye, kec. Tanah Jambo Aye, Kab. Aceh Utara |
ACEH UTARA – Seorang
kakek renta yang sudah 10 tahun menderita kelumpuhan tinggal bersama istrinya
yang juga baru saja mengalami lumpuh,
menempati rumah yang tak layak huni. Sudah berpuluh tahun hidup melarat, sungguh malang nasib keduanya, kemiskinan
membawa mereka terus bersama dalam duka.
Kondisi itu dialami oleh Adli
Beransyah (71), yang menderita lumpuh dan bersama istrinya Harmi (60), warga
Desa Tanjong Meunye, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara.
Bapak. Adli Beransyah saat ini
sangat membutuhkan satu unit kursi roda, agar beliau dapat melakukan aktifitas
dengan mudah seingga tidak lagi harus merangkak dengan menggunakan karung.
Tinggal di sebuah rumah tak layak
huni yang berdinding menggunakan anyaman bambu dan papan seadanya, membuat air hujan
selalu masuk melalui celah-celah dinding dan atap rumahnya ketika hujan deras.
Begitu pula sebaliknya ketika cuaca panas, cahaya matahari menembus melalui
lobang-lobang di dinding itu.
Sedangkan atap rumahnya yang
dibuat dari daun rumbia, dan beralaskan tanah lembab membuatnya selalu harus
menahan rasa kedinginan.
Adapun di ruang tamu yang
dijadikankan sebagai dapur, terdapat beberapa peralatan dapur seperti gelas,
wajan, dan piring plastik kumuh yang menancap tak beraturan di dinding, sungguh
miris melihat perjuangan hidup keduanya.
“Kalau bantuan seperti beras raskin selalu kami dapatkan sebagaimana masyarakat
lainnya, saya tidak bisa berbuat banyak untuk menopang hidup. Untuk kebutuhan
sehari-hari terkadang saya sering mendapatkan sedekah dari orang alakadar,”
tutur Harmi istri Adli, Kamis
“Sedangkan suami saya ini tidak
bisa beraktivitas karena mengalami lumpuh selama 10 tahun,” tambahnya lagi.
![]() |
Keadaan Utoh Li saat ini, tidak bisa berjalan hanya bisa merangkak. |
Sementara Adli Beransyah alias
tukang Li panggilannya, mengatakan, sudah berpuluh tahun tinggal dirinya tinggal
di rumah tak layak huni, hingga saat ini belum ada pemerintah yang membantunya,
kecuali beras raskin dan fitrah.
“Saya ini sudah sepuluh tahun
menderita lumpuh, tidak pernah pergi berobat dikarenakan tidak ada uang untuk
berobat, dan selama tinggal di rumah seperti ini, tidak ada satupun bantuan
yang saya terima, baik dari desa maupun dari pemerintah daerah,” kata tukang
Li.
Dengan raut wajah sedih, dirinya
berharap agar bisa menempati rumah yang layak suatu saat nanti.
“Walaupun kami tidak punya tanah sendiri, tapi tanah
yang sudah saya jual ini, menurut pembelinya, kami bisa tinggal disini selama
kami hidup, itu yang saya harapkan. Karena tidak bisa berbuat banyak selain
berdoa kepada Allah